Entri Populer

Sabtu, 16 Mei 2015

PENDERITAAN RAKYAT INDONESIA DI MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG

PENDERITAAN RAKYAT INDONESIA DI MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG

BAB I
PENDERITAAN RAKYAT INDONESIA DI MASA PENJAJAHAN BELANDA

Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun. Bangsa Belanda menjajah bangsa Indonesia pada tahun 1592 sampai 1942. Bangsa Belanda pertama kalinya datang ke Indonesia dengan sikap dan sifat yang ramah. Namun pada tahun-tahun berikutnya, bangsa Belanda berubah sikap dan sifatnya menjadi kejam dan memperbudak rakyat Indonesia

A. Penjajahan Bangsa Belanda di Indonesia
Bangsa Belanda pergi ke Indonesia pertama kalinya pada tahun 1596. Mereka mendarat di Banten dipimpin oleh Cornelius de Hutman yang didampingi oleh De Keyser. Tujuan Asli dari bangsa Belanda ialah mencari rempah-rempah. Pada saat masa itu, rempah-rempah yang dihasilkan oleh rakyat Indonesia sangat dibutuhkan oleh bangsa-bangsa yang berada di Eropa dan rempah-rempah rakyat Indonesia digolongkan sebagai rempah-rempah terbaik di Dunia.
Pada tahun 1602. Belanda membentuk kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oast Compagnie) artinya persekutuan dagang Hidia Timur. Orang Indonesia menyebutnya Kompeni. Belanda mengangkat Pieter Both sebagai Gubernur Jendral VOC yang pertama menjalankan VOC. Belanda membuat VOC dengan tujuan untuk menguasai Indonesia dan mengendalikan harta yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia serpeti tanah dan hasil tumbuh-tumbuhan.
VOC juga diperintah Belanda diberi hak untuk melakukan monopoli perdagang di wilayah Indonesia. Hak dan kekuasaan itu diantaranya mengadakan perjanjian dengan raja-raja, membentuk angkatan perang, mencetak uang sendiri, mengangkat pegawai, menyatakan perang, memungut pajak, Dengan telah terlibat pemerintahan Belanda di wilayah Indonesia berarti Belanda menjajah Indonesia.
Faktor-faktor yang menyebabkan Belanda menguasai wilayah Indonesia antara lain : pada masa itu sifat-sifat ke daerahan lebih kuat sehingga lebih mudah diadu domba, letak geografis Indonesia, dan dilator belakang keadaan masyarakat yang miskin dan kurang wawasan pendidikan sehingga dapat mengakibatkan sulitnya berkomunikasi.
B. Bentuk-Bentuk Penjajahan Bangsa Belanda Terhadap Indonesia
Monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Belanda dengan organisasi VOC mengakibatkan rakyat Indonesia sulit untuk hidup setelah dikelurkan dua aperaturan, yaitu :
1.      Rakyat menjual hasil rempah-rempah hanya kepada VOC
2.      Jenis tanaman dan tempat menanam rempah-rempah ditentukan oleh VOC
Kedudukan Belanda semakin kuat sehingga John Pieterzoon Coen dapat menyebut kota Jayakarta(Jakarta) dan mengganti nama dengan Batavia. Kota Batavia yang dikuasai Belanda itu dijadikan sebagai pusat kegiatan VOC dan pusat pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia
Banyak penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia dulu diakibatkan oleh Belanda itu semakin berat karena belanda mengadakan Kerja Paksa/Kerja Rodi. Tenaga kerja rakyat Indonesia dikuras habis oleh Belanda dan Belanda sangat kejam bagi Indonesia pada jaman dulu.
Karena Kebijakan Ekonomi Belanda, rakyat Indonesia terutama raktay kecil itu mengalami kerugian yang besar. Karena kebijakan ekonomi Belanda dikenal dengan sebutan Pajak Tanah. Pada kebijakan itu disebutkan bahwa semua tanah menjadi hak milik pemerintahan Belanda, oleh karena itu, para petani berkewajiban membayar sewa tanah kepada Belanda, pemungutan itu dilakukan oleh Belanda secara Paksa.
C. Gambaran Penderitaan Bangsa Indonesia


Rakyat Indonesia di jaman pemerintahan Belanda sangat merugi dan menderita. berikut ini adalah gambaran Rakyat Indonesia menderita karena pemerintahan Belanda :
1.      Kerja Paksa : Rakyat harus berkerja tampa diberi upah dan makan sehingga banyak penduduk Indonesia yang mati dan kelaparan
2.      Tanam Paksa : Petani dipaksa menanam tananan yang ditentukan oleh Belanda dan hasil panennya harus dijual kepada Belanda dengan harga yang murah
3.      Monopoli perdagangan : penjajah memaksa petani agar menjual hasil pertanian dengan harga murah sehingga banyak petani yang mengalami kerugian
4.      Perbudakan yang dilakukan oleh belanda
5.      Penyiksaan : apabila rakyatt melanggar atau memberontak, penjajah tidak segan-segan meyiksa dengan cambuk atau dibuang ke daerah lain, bahkan dihukum gantung
Dalam kurun waktu 350 tahun, banyak sekali rakyat Indonesia yang menderita karena Belanda dan banyak rakyat Indonesia yang kelaparan bahkan mati karena penyiksaan dari Bangsa Belanda. berbagai penderitaan akibatr penajajahan, antara lain :
1.         Pelaksanaan rodi atau kerja paksa siang dan malam
2.         Tanah rakyat dirampas untuk kepentingan penjajah
3.         Pemberontakan kepada Belanda akan mendapatkan hokum badan
4.         Banyak penduduk yang dijual ke luar negeri
5.         Anak-anak pribumi dilarang untuk bersekolah
6.         Rakyat dipaksa membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1.000 km
Jadi penderitaan rakyat Indonesia di masa Belanda pada tahun 1602 sampai 1942 sangat banyak dan lama, juga pada saat itu. Belanda melakukan pemerintahan yang memberatkan rakyat Indonesia.

BAB II
PEDERITAAN RAKYAT INDONESIA DI MASA PENJAJAHAN JEPANG

Bangsa Jepang pertama kali datang ke Indonesia disambut dengan bahagia, karena telah mengusir bangsa belanda dari Indonesia dan dihanggap sebagai saudara di benua Asia. Namun bahagia itu berlangsung sesaat dan kemudian, bangsa Jepang berubah sikap dan sifat yang sangat kejam dan lebih kejam dari bangsa Belanda
A. Latar Belakang Jepang Menguasai Indonesia

Masuknya Jepang ke Indonesia disambut gembira oleh para pejuang kemerdekaan waktu itu, Namun tujuan awal dari Jepang yang masuk ke Indonesia ialah Jepang ingin mengeruk sumber-sumber kekayaan alam yang startegi yang ada di tanah Indonesia.
Jepang mendarat di indonesiapertama kainya pada tanggal 10 Januari 1942 di Kalimantan dan Sulawesi. Lalu Jepang melakukan invasi ke seluruh wilayah Indonesia dan pada tahun 1942. Pada tahun itu, bangsa Jepang segera melakukan banyak perbudakan bagi bangsa Indonesia.
B. Akal Jepang untuk Menarik Simpati Rakyat Indonesia

Jepang mempunyai banyak sekali akal untuk membuat bangsa Indoneisa seperti membuat semboyan 3A yang memiliki arti sebagai berikut :
1.    Jepang Pemimpin Asia.
2.    Jepang Cahaya Asia.
3.    Jepang Pelindung Asia.
Akal selangjutnya yang dilakukan Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia dengan membuat propaganda sebagai berikut :
1.     Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
2.     Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
3.     Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
4.     Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
5.     Melancarkan politik dumping
6.     Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Tindakan nyata yang dilakukan Jepang kepada Indonesia untuk menarik simpati rakyat Indonesiaantara lain:
1.     Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
2.     Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
C. Penderitaan dan Penindasan oleh Bangsa Jepang
Penidasan yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia yang mengakibatkan bangsa Indonesia miskin dan sengsara. Beberapa penindasan yang dilakukan oleh Jepang antara lain :
1.         Romusha yang mengakibatkan bangsa Indonesia kekelahan dan mati.
2.         Wanita Indonesia diharusan untuk melakukan seks kepada orang Jepang
3.         Penyiksaan yang dilakukan oleh Jepang
4.         Hukuman mati yang dilakukan Jepang kepada rakyat Indonesia
5.         Kejahatan perang yang terjadi di Indonesia
D. Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia
Rakyat Indonesia tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya jepang menduduki Indonesia. Beberapa dampak positif antara lain:
1.      Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
2.         Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
3.         Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan agar Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
4.         Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
5.         Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
6.         Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
7.         Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
8.         Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
9.         Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
10.     Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.

Namun dampak negatif banyak diketahui oleh orang Indonesia dan dampak negative yang dilakukan Jepang sangatlah luarbiasa daripada bangsa Belanda. Beberapa dampak negatif yang dilakukan bangsa Jepang sebagai berikut:
1.        Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
2.        Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
3.        Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
4.        Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
5.        Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
6.        Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pegadilan.
7.        Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.
8.        Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
9.        Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
10.    Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
Penajajahan bangsa Jepang berakhir pada tahun 1945. Pada saat itu, bangsa Jepang telah kalah terhadap perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap bangsa Jepang.

Penderitaan yang dialami pada masa Jepang adalah :
1. Merampas Hasil Pertanian Rakyat
Jepang merampas seluruh hasil pertanian rakyat. Seperti beras, jagung, teh, rempah-rempah, dll. Akibatnya, banyak rakyat yang mati kelaparan.
2. Romusha
Romusha adalah sebutan bagi orang-orang di Indonesia yang diperintah untuk kerja paksa tanpa dibayar. Kebanyakan romusha adalah golongan petani.
3. Tanam Paksa
Saat Jepang menjajah Indonesia, Jepang memberlakukan sistem tanam paksa. Dalam sistem tanam paksa, rakyat Indonesia harus mengolah pertanian lalu diberikan kepada Jepang.
4. Pajak
Walaupun petani diperintah untuk tanam paksa, namun mereka tetap harus membayar pajak kepada Jepang. Rakyat Indonesia harus membayar pajak ketika melewati jembatan, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya. Hal ini membuat rakyat Indonesia semakin menderita.
5. Pembatasan Pers
Jepang sangat mengawasi dan membatasi pers di Indonesia. Bahkan semua media massa pun disegel. Jika seandainya Sutan Syahrir tidak mendengar berita lewat radio internasional bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu, maka bisa jadi Indonesia tidak akan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.


Jadi Mereka menderita karena di siksa oleh bangsa Belanda dan Jepang. Penyiksaaan begitu berat pada masa Jepang walaupun terlihat tidak begitu menderita. tapi sangat menderita Rakyat indonesia.

Sejarah perjuangan melawan penjajahan belanda dan jepang di nusantara

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG

Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda. Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin , dan lain-lain dari negara-negara di luar Eropa. Indonesia, terkenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah. Rempah- rempah yang dihasilkan bangsa Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan. Maka, berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.

Pada 22 Januari 1596 Belanda pertama kali mendarat di Banten di bawah pimpinan Cornelis de Hautman. Pada awalnya, kedatangan Bangsa Belanda disambut baik oleh Sultan Banten. Kegiatan perdagangan menjadi ramai. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Bangsa Belanda berubah menjadi serakah dan kasar akhirnya diusir oleh Raja Banten. 

Pada tahun 1598 Belanda datang kembali dengan sikap yang lebih baik. Belanda dapat diterima kembali di Indonesia. Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali. Pada 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Tujuan didirikannya VOC adalah :
  • Menghilangkan persaingan yang merugikan pedagang Belanda
  • Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa portugis dan pedagang lain di Indonesia
  • Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai perang
Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud itu Pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa kepada VOC, yaitu :
  • Membuat perjanjian dengan raja setempat
  • Menyatakan perang dan membuat perdamaian
  • Membuat senjata dan mendirikan benteng
  • Mencetak uang
  • Mengangkat dan menghentikan pegawai
Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-rempah mereka kepada pedagang lain. VOC berhasil merebut Maluku dari Portugis. Tahun 1605 Belanda merebut Benteng Portugis di Ambon. Pusat perdagangan Ambon, Banda, dan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen. Ia mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.

VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Pada Tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini.  
  • Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
  • VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
  • Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
  • Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap. 
Daendels
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda. Napoleon mengubah bentuk negara Belanda dari kerajaan menjadi republik. Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels (1808-1811) melakukan tiga hal, yaitu:
(1) menambah jumlah prajurit, (2) membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan, (3) membangun jalan raya Jalan Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. 

Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Pada 18 September 1811 Janssens dipaksa menandatangani perjanjian Tuntang yang berisi :
  • Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
  • Adanya sistem pajak/sewa tanah.
  • Sistem kerja rodi dihapuskan.
  • Diberlakukan sistem perbudakan
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente.Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa.

Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong. Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai berikut:
  • Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.
  • Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
  • Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
  • Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
  • Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
  • Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.
Ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat Indonesia. Dia adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.


Perlawanan Menantang Penjajahan Belanda
1.  Perlawanan Rakyat Mataram
Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan serangan besar-besaran terhadap VOC di Batavia. Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat dan laut. Tahun 1628 perlawanan mengalami kegagalan karena kurangnya persediaan makanan,  1629 berhasil menghancurkan benteng Hollandia

2. Perlawanan Rakyat Makasar
Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah pimpinan Sultan Hassanuddin. Namun Sultan Hassanudin dapat dikalahkan VOC dengan politik adu dombanya antara Sultan Hassanudin dengan Aru Palaka Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung Suropati.

3. Perlawanan Rakyat Banten
Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan perlawanan di daerah Banten. Namun mengalami kegagalan karena VOC menerapkan politik adu domba (devide et impera) antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya Sultan Haji. Sultan Haji yang dibantu VOC mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa

4. Perlawanan Rakyat Maluku
Tahun 1816 VOC datang dan menguasai Maluku. Dipimpin oleh Thomas Matulessi (Kapten Pattimura), rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.

5. Perang Padri (1821-1837)
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaumPadri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Kaum adat minta bantuan kepada Belanda dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau. Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan pasukan Belanda. Pada tahun 1825 terjadi gencatan senjata. Belanda mengakui beberapa wilayah sebagai daerah kaum Padri. Tahun 1830 kaum adat mulai banyak membantu kaum Padri karena tidak menyukai kesewenangan Belanda. Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat di daerah Agam, Belanda mengepung pasukan Bonjol. Namun pasukan Padri dapat bertahan sampai dengan tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos. Beliau tertangkap dan diasingkan di Cianjur kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat

6. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.
7.  Perang Banjarmasin
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang masuk wilayah Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran Antasari gugur.

8. Perang Bali (1846-1868)
Penyebab Perang Bali adalah pihak Belanda menolak hak Tawan Karang yang diterapkan Kerajaan Buleleng. Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849. Setelah Buleleng dapat ditaklukkan, rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai titik darah terakhir. Di antaranya : (1) Perang Puputan Badung (1906),(2) Perang Puputan Kusumba (1908), (3) Perang Puputan Klungkung (1908). Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.

9.  Perang Rakyat tapanuli
Tahun 1873 Belanda memasuki wilayah Tapanuli dengan alas an memadamkan aktivitas pejuang Padri dan Aceh. Tahun 1878, Belanda menyerang Tapanuli. Perang Tapanuli diawali dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jendral Van Daelen di pedalaman Aceh Tahun 1903-1904. Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerangtanah Gayo. Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu. Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.

10.  Perang Aceh
Tahun 1873 Belanda melakukan serangan ke Aceh. Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Tahun 1879 Belanda dapat menguasai Aceh. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru. Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan menumpas gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose Belanda berhasil mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilumpuhkan


Penjajahan Jepang
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura, dan Indonesia.

Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut.
  • Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara.
  • Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan.
  • Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang.
Pada Januari 1942 Jepang memasuki wilayah Indonesia. Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia. Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura.

Upacara serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Setelah menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
  • mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
  • mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya;
  • larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari.
  • Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.
Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A. Propaganda yang dilancarkan Jepang itu berisi: Jepang pemimpin Asia, Jepang pelindung Asia, Jepang cahaya Asia.

Penderitaan rakyat pada masa pendudukan Jepang
Penderitaan rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut:
1. Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan 
    makanan pasukan Jepang.
2. Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan. Media 
    masa disegel.
3. Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi keperluan 
    Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
    Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti:
    (1) Seinendan (barisan pemuda),
    (2) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
    (3) Fujinkai (Barisan Wanita)
    (4) Suishintai (Barisan Pelopor)
    (5) Jibakutai (Barisan Berani Mati),
    (6) Gakutotai (Barisan Pelajar),
    (7) Peta (Pembela Tanah Air)

Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat pasukan Jepang. Tanggal 16 April 1943 Jepang mendirikan Pusat tenaga Rakyat (PUTERA) sebagai ganti Gerakan 3A yang dibubarkan pada November 1942. Jepang mengangkat tokoh-tokoh bangsa Indonesia sebagai pimpinan PUTERA, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mas Mansyur yang dikenal dengan sebutan 4 serangkai. Tanggal 3 Oktober 1943 dibentuklah tentara Pembela Tanah Air (PETA). Anggota Peta berasal dari putra-putri Indonesian yang mendapat pelatihan militer dari Jepang. Tujuan pembentukan Peta adalah mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan sekutu. Tanggal April 1943 dibentuk Heiho yang dibentuk dari pemuuda-pemudi Indonesia untuk membantu Jepang menghadapi serangan tentara Sekutu

Perlawanan menentang Penjajahan Jepang
1. Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
    Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di 
    Mereudu pada tahun 1944.
2.Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
    Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani 
    marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
3.Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
    Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah 
    peperangan terhadap pasukan Jepang yang dipimpin oleh H. Madriyas.
4.Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
    Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin 
    sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. 
    Mereka ditangkap dan dibunuh.
5. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
    Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin 
    oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi 
    hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
6.Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
    Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei 
    (membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. 
    Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
7. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
    Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun 
    Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh  
    tentara Jepang